Search
Search
Close this search box.
Berita Ekonomi Perbankan & Investasi

Rupiah Diprediksi Melemah, Investor Cemas Posisi Fiskal dan Tarif Royalti Minerba

lustrasi. (HO/ist)

JAKARTA, AFU.ID – Lukman Leong, analis mata uang dari Doo Financial Futures, memperkirakan bahwa nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini akan melemah, seiring kekhawatiran investor terhadap posisi fiskal Indonesia.

“Investor masih cemas mengenai kondisi fiskal pemerintah dan data ekonomi yang belum menunjukkan pemulihan,” ungkapnya kepada ANTARA di Jakarta, Kamis.

Pemerintah baru-baru ini melaporkan bahwa Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) mencatatkan defisit sebesar Rp104,2 triliun pada Maret 2025.

Jika dibandingkan dengan APBN tahun lalu, kas negara mencatatkan surplus sebesar Rp8,07 triliun atau 0,04 persen dari produk domestik bruto (PDB) pada Maret. Namun, defisit APBN 2024 yang dirancang lebih rendah, yakni Rp522,83 triliun atau 2,29 persen terhadap PDB.

Sementara itu, defisit APBN per Maret 2025 mencapai 0,43 persen dari PDB, masih jauh dari target yang diperkirakan sebesar 2,53 persen atau Rp616,2 triliun.

Defisit tersebut disebabkan oleh pendapatan negara yang mencapai Rp516,1 triliun (17,2 persen dari target Rp3.005,1 triliun), serta belanja negara sebesar Rp620,3 triliun (17,1 persen dari target Rp3.621,3 triliun).

Pendapatan negara meliputi penerimaan pajak yang mencapai Rp400,1 triliun (Rp322,6 triliun dari pajak dan Rp77,5 triliun dari bea cukai), serta penerimaan negara bukan pajak (PNBP) yang mencapai

Rp115,9 triliun. Belanja negara telah digunakan untuk belanja pemerintah pusat sebesar Rp413,2 triliun dan transfer ke daerah sebesar Rp207,1 triliun.

Selain itu, adanya rencana penerapan tarif royalti baru untuk sektor mineral juga memberi sentimen negatif terhadap rupiah.

Sementara itu, peraturan pemerintah yang mengatur penyesuaian tarif royalti untuk komoditas mineral dan batu bara (minerba) telah disahkan, meskipun pelaksanaannya masih menunggu masa transisi selama 10 hari sejak Selasa (15/4).

Dari sisi global, dolar AS tertekan setelah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali menaikkan tarif impor AS terhadap China menjadi 245 persen, dari sebelumnya 145 persen.

Dengan mempertimbangkan berbagai faktor tersebut, diperkirakan kurs rupiah akan bergerak dalam kisaran Rp16.750-Rp16.850 per dolar AS.

Pada pembukaan perdagangan pagi Kamis, rupiah menguat sedikit sebesar 14 poin atau 0,08 persen menjadi Rp16.823 per dolar AS, dibandingkan dengan posisi sebelumnya di Rp16.837 per dolar AS.

Leave feedback about this

  • Rating
X