Bisnis/Himawan L Nugraha
JAKARTA, AFU.ID – Pengamat pasar uang sekaligus Presiden Direktur PT Doo Financial Futures, Ariston Tjendra, berpendapat bahwa nilai tukar rupiah berpotensi mendapatkan dukungan positif dari aksi beli pada harga rendah (buy on dip) di beberapa pasar saham Asia.
Meskipun pasar masih berisiko tertekan pekan ini akibat isu perang tarif yang belum selesai dan ketidakpastian hasil negosiasi tarif antarnegara, Ariston menilai bahwa aksi buy on dip dapat memberikan sentimen positif untuk aset berisiko.
“Rebound yang terlihat di pasar saham Asia pagi ini menunjukkan bahwa banyak investor memanfaatkan penurunan harga yang signifikan dengan harapan pasar akan kembali menguat. Sentimen ini dapat membantu mengurangi pelemahan rupiah hari ini,” kata Ariston.
Dia juga menyebutkan bahwa pasar keuangan Indonesia, yang baru beroperasi setelah libur Lebaran, kemungkinan akan merespons negatif terhadap sejumlah isu, termasuk pengumuman tarif impor baru AS dan tindakan balasan dari negara-negara seperti China dan Kanada.
“Diperkirakan rupiah akan bergerak di kisaran Rp16.800 pada awal perdagangan dan dapat menguat di akhir perdagangan menjadi sekitar Rp16.700,” ujar Ariston.
Pada awal perdagangan Selasa pagi, nilai tukar rupiah tercatat melemah 24 poin atau 0,14 persen menjadi Rp16.846 per dolar AS, dibandingkan dengan Rp16.822 per dolar AS sebelumnya.
Leave feedback about this