Presiden RI Prabowo Subianto. (Sumber: Instagram @prabowo)
JAKARTA, AFU.ID – Presiden Prabowo Subianto mengadakan wawancara dengan tujuh jurnalis senior di kediamannya di Hambalang, Bogor, pada Minggu (6/4), di mana ia membahas berbagai isu terkait dinamika ekonomi politik nasional dan global. Pembicaraan mencakup penolakan pengesahan RUU TNI serta kebijakan tarif impor resiprokal yang diterapkan oleh Amerika Serikat.
Tanggapan tentang Teror Kepala Babi
Prabowo mengakui bahwa respons Kepala Kantor Komunikasi Presiden, Hasan Nasbi, terkait teror pengiriman kepala babi ke kantor media Tempo dan jurnalis, dianggap teledor. Ia menilai pernyataan Hasan yang menyarankan kepala babi tersebut dimasak adalah keliru. Prabowo menganggap bahwa pernyataan itu mungkin muncul karena Hasan belum terbiasa dengan peran komunikator publik, setelah sebelumnya berkarir di dunia akademis. Mengenai teror itu sendiri, Prabowo menyebut bahwa hal tersebut mungkin bertujuan untuk menciptakan ketegangan dan perpecahan.
Penjelasan Terkait RUU TNI
Prabowo membantah bahwa pengesahan RUU TNI yang dibahas DPR dan pemerintah dengan cepat dimaksudkan untuk mengembalikan dwifungsi ABRI. Ia menegaskan bahwa RUU tersebut hanya bertujuan untuk memperpanjang usia pensiun beberapa perwira tinggi. Menurutnya, kritik yang menyebutkan bahwa RUU ini bertujuan mengembalikan dwifungsi adalah hal yang tidak masuk akal. Prabowo juga menegaskan komitmennya untuk mendukung supremasi sipil, mengingat dirinya termasuk salah satu yang mendorong peralihan TNI untuk fokus pada barak saat reformasi.
Program Makan Bergizi Gratis (MBG)
Prabowo memperkirakan bahwa program MBG, yang telah dimulai pada Januari 2025, akan mencapai 100 persen sasaran penerima manfaat pada November 2025. Program ini telah memberi manfaat kepada 3 juta anak sekolah hingga saat ini, meskipun awalnya sempat diragukan oleh beberapa pihak.
Tanggapan terhadap Demo RUU TNI
Prabowo meminta semua pihak untuk menilai demonstrasi penolakan pengesahan RUU TNI dengan objektif, mengingat hak untuk berdemonstrasi dijamin oleh konstitusi. Ia mempertanyakan apakah demonstrasi tersebut murni dilakukan oleh masyarakat atau ada pihak yang membayar untuk kepentingan tertentu. Ia juga menekankan pentingnya menjaga damainya demonstrasi dan mengingatkan bahwa tindakan kekerasan oleh aparat harus diproses sesuai hukum.
Ketertarikan untuk Bertemu Tokoh yang Menggaungkan ‘Indonesia Gelap
Prabowo juga menyatakan keinginannya untuk bertemu secara tertutup dengan tokoh-tokoh yang mengungkapkan rasa pesimis mengenai masa depan Indonesia, seperti yang diungkapkan melalui tagar “Indonesia Gelap.” Ia mengajak mereka untuk berdialog dan mencari solusi bersama untuk mencerahkan masa depan Indonesia.
Dampak Tarif Resiprokal Trump
Prabowo mengakui bahwa keputusan Presiden AS, Donald Trump, untuk menetapkan tarif impor resiprokal hingga 32 persen terhadap produk Indonesia akan berdampak signifikan pada sejumlah sektor industri, seperti tekstil, sepatu, dan furnitur. Meski demikian, Indonesia akan mencari pasar baru untuk mengatasi dampak tersebut. Prabowo juga mencatat bahwa Indonesia dan ASEAN perlu lebih mandiri dalam mengelola ekonomi mereka setelah terlalu bergantung pada sistem ekonomi ala Amerika Serikat sejak 1950-an.
Leave feedback about this