Ilustrasi IHSG. (Foto/freepik).
JAKARTA, AFU.ID – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin diperkirakan bergerak stagnan, seiring sikap pelaku pasar yang masih menunggu data ekonomi global.
Saat dibuka, IHSG melemah 22,03 poin atau 0,35 persen ke level 6.236,15. Sementara itu, Indeks LQ45, yang terdiri dari 45 saham unggulan, turun 5,79 poin atau 0,84 persen ke posisi 686,23.
“Pada perdagangan selanjutnya, IHSG masih berpotensi bergerak dalam tren sideways,” kata Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas dalam kajian yang dirilis di Jakarta, Senin.
Dari perspektif global, investor akan memantau rilis data indeks manufaktur dari berbagai negara, termasuk Jepang, India, Jerman, Uni Eropa, Inggris, dan Amerika Serikat (AS).
Saat ini, Uni Eropa masih mengalami kontraksi karena indeks manufakturnya berada di bawah 50, sementara India tetap dalam fase ekspansi dengan proyeksi indeks manufaktur di atas 55 persen pada Maret 2025.
Selain itu, pelaku pasar juga menantikan sejumlah data ekonomi penting dari AS, seperti indeks kepercayaan konsumen dan penjualan properti yang dijadwalkan rilis pada 25 Maret 2025, pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) pada 27 Maret 2025, serta indeks harga konsumen (PCE) pada 29 Maret 2025. Pidato dari pejabat Federal Reserve (The Fed) juga menjadi perhatian utama investor.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump memberikan pernyataan yang sedikit meredakan kekhawatiran pasar terkait kebijakan tarif impor yang direncanakan berlaku pada April 2025. Trump mengisyaratkan bahwa penerapan tarif akan lebih fleksibel dari yang dikhawatirkan, dan Menteri Perdagangan AS akan berdiskusi dengan mitranya dari China dalam waktu dekat. Ia juga menegaskan kembali rencananya untuk menggunakan tarif sebagai instrumen dalam mengurangi defisit perdagangan AS dengan China.
Dari Eropa, pasar saham mengalami penurunan pada perdagangan Jumat (21/3/2025) lalu, seiring meningkatnya ketidakpastian akibat ketegangan perdagangan dan konflik geopolitik.
Indeks Stoxx 600 mencatat penurunan 0,6 persen, menandai pelemahan tiga sesi berturut-turut. Indeks DAX (Jerman) turun 0,47 persen ke 22.891, FTSE (Inggris) melemah 0,63 persen ke 8.646, dan CAC (Prancis) turun 0,63 persen ke 8.042.
Sementara itu, bursa saham AS atau Wall Street justru ditutup menguat pada Jumat (21/3/2025) lalu. Indeks Dow Jones Industrial Average naik tipis 32,03 poin atau 0,0 persen menjadi 41.985, indeks S&P 500 bertambah 4,67 poin atau 0,08 persen ke level 5.667, sedangkan Nasdaq Composite menguat 92,43 poin atau 0,52 persen menjadi 17.784.
Di kawasan Asia, bursa saham pagi ini menunjukkan pergerakan yang bervariasi. Indeks Nikkei naik 8,63 poin atau 0,02 persen ke 37.685,14, indeks Shanghai turun 5,20 poin atau 0,15 persen ke 3.359,63, indeks Kuala Lumpur menguat 7,94 poin atau 0,52 persen ke 1.519,71, dan indeks Strait Times bertambah 2,64 poin atau 0,07 persen ke 3.929,09.