(KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO)
JAKARTA, AFU.ID – Ganjar Pranowo, Ketua DPP PDIP Bidang Pemerintahan dan Otonomi Daerah, menyatakan bahwa ia tidak terlalu mempermasalahkan isu “matahari kembar” yang muncul setelah pertemuan antara pejabat Sekolah Staf dan Pimpinan (Sespim) Polri serta dua menteri dalam kabinet Presiden Prabowo dengan Presiden Joko Widodo minggu lalu.
Menurutnya, pertemuan tersebut hanyalah sebuah silaturahmi yang biasa antara kedua pihak. “Jika ada yang menyebut ‘bos’ dalam pertemuan tersebut, itu hanya candaan, karena yang menyebut juga seorang pengusaha. Itu sudah biasa,” kata Ganjar di Jakarta pada Sabtu.
Meskipun begitu, mantan Gubernur Jawa Tengah tersebut menegaskan bahwa dalam sistem kepemimpinan, tidak boleh ada “matahari kembar”, dan kepemimpinan serta demokrasi harus selalu berpusat pada satu titik. Oleh karena itu, jika kondisi seperti itu terjadi di Indonesia, Presiden harus segera mengendalikan situasi.
“Jika ada asumsi-asumsi seperti itu, harus segera diambil alih,” tambahnya.
Sebelumnya, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi menegaskan bahwa tidak ada indikasi “matahari kembar” dalam pertemuan antara pejabat Sespim Polri dengan Presiden Joko Widodo di kediamannya di Solo pada Kamis (17/4). Prasetyo yang juga Juru Bicara Presiden menegaskan bahwa pertemuan tersebut murni silaturahmi dalam suasana Lebaran, bukan sebuah manuver politik.
“Enggak ada itu,” ujar Prasetyo saat menjawab pertanyaan wartawan terkait isu “matahari kembar” yang berkembang setelah pertemuan tersebut.
Pada silaturahmi tersebut, hadir sejumlah peserta Sekolah Staf dan Pimpinan Menengah (Serdik Sespimmen) Polri Dikreg Ke-65, termasuk Komisaris Besar Pol. Denny. Selain itu, dua menteri dalam kabinet Presiden Prabowo, yaitu Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, juga mengunjungi Jokowi di Solo pada Jumat (11/4). Prasetyo menilai kunjungan tersebut sebagai hal yang wajar dalam konteks silaturahmi Lebaran.
Leave feedback about this