Presiden Prabowo Subianto/Net
JAKARTA, AFU.ID – Pengamat Intelijen dan Geopolitik, Amir Hamzah, menyatakan bahwa saat ini sedang ada upaya sistematis untuk melemahkan Presiden RI Prabowo Subianto dengan menghancurkan satu per satu orang-orang kepercayaannya, baik di bidang politik maupun militer. Beberapa nama yang disebutkan sebagai target awal dalam upaya ini adalah Sufmi Dasco Ahmad, Hashim Djojohadikusumo, dan Jenderal (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin.
Amir menjelaskan bahwa serangan langsung terhadap Prabowo sulit dilakukan karena kekuatan elektoral dan posisinya yang sangat kuat. Namun, jika orang-orang terdekatnya dilumpuhkan, secara perlahan kekuatan Prabowo akan melemah dari dalam. Amir menilai bahwa serangan terhadap Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad merupakan bagian dari upaya tersebut, dengan tuduhan yang mengaitkan Dasco dengan pengelolaan judi online di Kamboja, yang menurutnya tidak berdasar.
Amir mengungkapkan bahwa tuduhan tersebut berhubungan dengan kerja sama Dasco saat menjabat sebagai Komisaris di MNC Digital dalam bidang properti dengan perusahaan di Kamboja, yang kemudian diketahui memiliki hubungan dengan bisnis judi online. Menurutnya, Dasco tidak terlibat langsung dalam hal itu dan tuduhan tersebut hanya merupakan upaya framing.
Selain itu, Amir mencatat bahwa media yang sering menyerang Dasco juga dikenal menentang revisi Undang-Undang TNI, di mana Dasco merupakan penggerak utama dalam pengesahan UU TNI di DPR, menjadikannya target utama. Posisi Dasco yang penting dalam menjaga soliditas Partai Gerindra dan komunikasi politik Prabowo menjadikannya sasaran yang efektif untuk melemahkan Prabowo dari dalam.
Selain Dasco, Hashim Djojohadikusumo dan Jenderal (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin juga disebut-sebut menjadi sasaran serangan. Hashim diserang terkait bisnis dan politik luar negeri, sementara Sjafrie diserang dengan isu-isu terkait HAM dan militerisme.
Amir juga menyatakan bahwa serangan terhadap orang-orang terdekat Prabowo tidak hanya berasal dari oposisi politik dalam negeri, tetapi mungkin juga dipengaruhi oleh skenario geopolitik regional yang lebih besar, di mana ada kekuatan yang tidak ingin Prabowo memegang kendali penuh di pemerintahan karena dapat memperkuat posisi Indonesia di kancah internasional.
Amir mengimbau agar publik lebih bijak dalam menyikapi informasi dan tidak mudah terpengaruh oleh isu-isu yang tidak jelas kebenarannya, serta meminta aparat penegak hukum lebih proaktif dalam mengklarifikasi dan menangkal hoaks yang dapat merusak stabilitas politik nasional.
Leave feedback about this