Search
Search
Close this search box.
Berita Geopolitik & Hubungan Internasional Politik

Para Menteri Luar Negeri G7 Bahas Isu Global Utama di Kanada, Termasuk Perang Ukraina dan Tantangan China

(Antaranews)

JAKARTA, AFU.ID – Para menteri luar negeri negara-negara G7 berkumpul di resor kecil di Kanada pada Rabu (12/3) untuk membahas isu-isu global utama, termasuk perang di Ukraina dan cara menghadapi pengaruh China di kawasan Indo-Pasifik.

Diplomat dari Inggris, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Amerika Serikat, serta Uni Eropa, akan memulai pembicaraan resmi mereka di La Malbaie, Quebec, pada Kamis, hanya dua hari setelah Amerika Serikat sepakat untuk melanjutkan bantuan militer dan berbagi intelijen dengan Ukraina setelah hubungan yang lebih baik tercipta.

Pada malam menjelang pembicaraan G7, sebagian besar peserta berkumpul untuk resepsi penyambutan di kota tersebut. Mereka bertemu untuk pertama kalinya sejak Presiden AS Donald Trump menjabat kembali pada 20 Januari.

Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, terbang dari Arab Saudi, tempat pejabat Ukraina mengungkapkan kesiapan mereka untuk menerima usulan pemerintahan Trump terkait gencatan senjata segera selama 30 hari dalam perang melawan Rusia yang dimulai pada Februari 2022.

Kesepakatan antara Amerika Serikat dan Ukraina yang tercapai setelah pembicaraan panjang pada Selasa itu disambut baik oleh negara-negara G7 lainnya dan memberi dorongan baru untuk proses perdamaian yang sempat terhambat dua pekan sebelumnya akibat perselisihan antara Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.

Gencatan senjata yang diusulkan kini perlu persetujuan dari Rusia, dengan Trump dan pejabat AS mengatakan keputusan ada di tangan Kremlin untuk menunjukkan keinginan mereka untuk menuju perdamaian.

Rubio mengatakan sebelum tiba di Kanada bahwa Rusia “mungkin melihatnya seperti negara-negara lain di dunia, jadi kami berharap mendapat jawaban positif dari mereka. Keputusan ada di tangan mereka.”

Pada Kamis, para menteri akan mengadakan sesi mengenai berbagai topik, termasuk masa depan Ukraina dan Eropa, China dan Indo-Pasifik, keamanan maritim, serta peran G7 di Timur Tengah, menurut pejabat G7.

Sebelum meninggalkan Tokyo, Menteri Luar Negeri Jepang, Takeshi Iwaya, menekankan pentingnya menjaga persatuan dan kerja sama di antara anggota G7, yang sudah lama berbagi nilai-nilai seperti demokrasi dan tujuan untuk menciptakan tatanan internasional yang bebas dan terbuka, serta penting untuk mencegah keretakan di tengah perubahan situasi internasional.

Sebagai satu-satunya negara Asia di G7, Iwaya juga menekankan pentingnya memberikan perspektif Indo-Pasifik.

Pada Jumat (13/3), sebelum mengakhiri pertemuan mereka, para menteri akan bertukar pandangan mengenai tantangan yang ditimbulkan oleh negara-negara seperti China, Iran, dan Korea Utara, serta kerja sama untuk perdamaian di Afrika, menurut pejabat.

Mereka berencana mengeluarkan pernyataan bersama yang menekankan dukungan mereka terhadap upaya AS untuk mengakhiri perang di Ukraina, komitmen terhadap Indo-Pasifik yang bebas, terbuka, dan aman, serta menentang segala upaya untuk mengubah status quo di wilayah tersebut dan tempat lainnya.

Rubio menyatakan bahwa AS ingin memainkan peran dalam memajukan proses perdamaian di Ukraina sambil menunggu respons Rusia dan “mendesak mereka untuk mempertimbangkan mengakhiri permusuhan sehingga orang-orang tidak lagi meninggal, peluru tidak lagi beterbangan, dan suatu proses perdamaian dapat dimulai.”

Leave feedback about this

  • Rating
X