Foto: Tempo REUTERS/Saleh Salem
JAKARTA, AFU.ID – Jumlah korban tewas di Jalur Gaza akibat serangan Israel telah melampaui 50.000 jiwa, menurut pernyataan otoritas kesehatan Gaza pada Minggu (23/3). Dalam sehari terakhir, sebanyak 41 jenazah dan 61 korban luka dilarikan ke berbagai rumah sakit, sehingga total korban jiwa sejak konflik meletus pada awal Oktober 2023 mencapai 50.021 orang, dengan 113.274 lainnya mengalami cedera. Sejak serangan udara terbaru Israel dimulai pada 18 Maret, sedikitnya 673 orang meninggal dan 1.233 lainnya terluka.
Di hari yang sama, Badan Bantuan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) memperingatkan bahwa blokade bantuan Israel selama tiga pekan telah memperburuk krisis kelaparan di Gaza. Penduduk bergantung pada impor untuk bertahan hidup, tetapi pasokan makanan, obat-obatan, air, dan bahan bakar semakin langka. UNRWA menegaskan bahwa pengepungan kali ini bahkan lebih ketat dibandingkan tahap awal perang, sehingga semakin banyak anak-anak mengalami kelaparan dan penyakit.
Dalam peringatan Hari Air Sedunia pada 22 Maret, Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengecam Israel atas penggunaan akses air sebagai alat penyiksaan dan pengusiran warga Palestina. Ia menuduh tindakan tersebut bertujuan melemahkan pembangunan dan memperkuat pendudukan Israel. Sejak 2 Maret, Israel telah menghentikan semua pasokan ke Gaza dengan alasan keamanan.
Abbas menyerukan segera dilakukannya gencatan senjata, akses bantuan tanpa hambatan, serta penarikan pasukan Israel dari Gaza. Ia juga meminta dukungan global untuk pembentukan negara Palestina dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.
Leave feedback about this