Berita

Connie Soroti Dokumen Milik Hasto yang Kian Bertambah, Kini Jadi 32 Berkas

JAKARTA, AFU. id – Pengamat militer Connie Rahakundini Bakrie mengungkap bahwa jumlah dokumen yang disebut sebagai “bom waktu” milik Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, terus bertambah.

“Perhatikan unggahan Twitter Akbar Faisal dua hari lalu. Dia menyebut satu kalimat saja, 32 dokumen. Saya langsung menghubungi Mas Hasto untuk menanyakan apa maksudnya,” ujar Connie dalam program Satu Meja The Forum KompasTV, Rabu (16/1/2025) malam.

Ia menjelaskan, dokumen tersebut awalnya tidak mencapai 32, namun jumlahnya meningkat karena banyak pihak yang mendatangi Hasto dengan membawa berbagai bukti dan berkas tambahan.

Connie juga menyampaikan bahwa dirinya menjadi perhatian publik setelah mengaku menerima titipan dokumen yang dianggap berpotensi menjadi bom waktu dari Hasto.

“Sekarang saya banyak dikejar-kejar orang. Mereka bilang, ‘Bu Connie, kalau Anda cinta NKRI, buka dokumen itu.’ Tapi saya bukan pemilik dokumen tersebut. Ketika membahas rahasia negara, kita harus berhati-hati. Yang memegang dokumen ini ada tiga orang: saya, Mas Hasto, dan Pak Andi Widjajanto, mantan Gubernur Lemhanas,” jelasnya.

Connie, yang memiliki latar belakang di bidang pertahanan dan menjadi dosen di berbagai institusi militer, menegaskan bahwa dokumen ini harus dikelola dengan bijak. Ia menyadari sepenuhnya risiko yang dapat ditimbulkan jika dokumen tersebut disalahgunakan.

Ia juga mengingatkan agar perbedaan pandangan dengan pemerintah tidak dipaksakan menjadi konflik yang berujung pada resistensi eksternal. Menurutnya, pandangan berbeda diperlukan untuk fungsi check and balance dalam pemerintahan.

“Jika perbedaan pendapat terus ditekan, ada potensi individu atau kelompok tertentu mencari dukungan dari sistem di luar negeri, seperti bekerja sama dengan institusi internasional. Jangan sampai ini terjadi,” tegasnya.

Connie menambahkan bahwa persepsi yang menganggap PDI-P sebagai musuh bersama perlu dihindari. “Kita sedang berupaya menciptakan keseimbangan dalam pemerintahan. Namun, jika dibiarkan, pandangan bahwa PDI-P adalah musuh bersama hanya karena tidak masuk KIM, bisa berbahaya,” pungkasnya.

X