Berita

Akbar Faizal dan Mahfud MD Bahas “Politik Privilege” dan Kepemimpinan di Indonesia

AFU.id – Isu “politik privilege” kembali menjadi sorotan setelah pengamat politik Akbar Faizal menyinggung masalah ini dalam sebuah diskusi publik yang dihadiri oleh Menko Polhukam Mahfud MD. Dalam kesempatan tersebut, Akbar menyoroti bahwa sistem politik di Indonesia masih cenderung memberi keistimewaan bagi kalangan tertentu, yang berpotensi menghambat akses merata bagi individu dengan kemampuan namun tanpa koneksi politik kuat.

Akbar Faizal menyatakan kekhawatirannya atas fenomena politik yang mengedepankan privilese, di mana akses ke jabatan publik kerap kali lebih mudah diperoleh oleh individu yang memiliki koneksi dan dukungan dari keluarga atau kelompok berpengaruh. “Hal ini bertentangan dengan semangat demokrasi yang mengutamakan keterbukaan dan kesetaraan,” ujar Akbar dalam pernyataannya. Ia menambahkan bahwa politik privilege bisa mengancam regenerasi pemimpin dan menciptakan elitisme yang menjauhkan politik dari rakyat.

Menanggapi pandangan ini, Mahfud MD berbagi kisah tentang para pemimpin terbaik dunia yang lahir bukan karena latar belakang keluarga atau kekayaan, melainkan karena integritas dan kemampuannya. Ia mencontohkan beberapa tokoh dunia yang mencapai kesuksesan kepemimpinan karena kerja keras dan dedikasi mereka kepada rakyat. Mahfud menekankan bahwa Indonesia memerlukan pemimpin yang unggul karena kualitas pribadinya, bukan semata karena jaringan atau privilese yang dimiliki.

“Pemimpin yang baik adalah yang mengutamakan kepentingan bangsa, yang berani keluar dari zona nyaman, dan mampu merangkul semua pihak tanpa memandang latar belakang,” kata Mahfud. Ia pun mendukung gagasan Akbar untuk menciptakan iklim politik yang lebih terbuka dan adil, di mana setiap individu memiliki peluang yang sama untuk berkontribusi kepada negara.

Diskusi ini memicu banyak tanggapan dari masyarakat yang mendukung adanya reformasi politik guna meminimalkan politik privilese di Indonesia. Isu ini juga memperkuat dorongan untuk mencari pemimpin yang lahir dari meritokrasi dan kerja keras, tanpa mengandalkan privilese semata.

X