Search
Search
Close this search box.
Berita Ekonomi Industri & Pasar Modal

Batam Jadi Sorotan Kemenperin, Dinilai Siap Pimpin Transformasi Digital Industri

(Foto: Kemenperin)

JAKARTA, AFU.ID – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menekankan urgensi transformasi digital sebagai strategi utama untuk meningkatkan daya saing industri nasional, dengan Batam, Kepulauan Riau, sebagai pionir dalam proses digitalisasi tersebut.

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, Setia Diarta, menyampaikan bahwa transformasi digital merupakan bagian dari amanat strategis Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020–2024 dan inisiatif Making Indonesia 4.0.

“Transformasi industri bukan hanya soal teknologi baru, tapi juga perubahan menyeluruh dalam proses produksi, inovasi, hingga adaptasi terhadap kebutuhan masyarakat,” ujarnya saat menghadiri acara Digitalization Innovation Day yang digelar Schneider Electric di Batam, Rabu.

Ia menjelaskan bahwa pemerintah telah menetapkan tujuh sektor industri utama dalam Making Indonesia 4.0, yakni tekstil, elektronik, otomotif, makanan dan minuman, kimia, farmasi, serta alat kesehatan.

Langkah-langkah strategis yang didorong mencakup pembangunan ekosistem industri digital, peningkatan investasi teknologi, optimalisasi rantai pasok, penyelarasan regulasi, serta peningkatan kapasitas sumber daya manusia.

Dalam kesempatan yang sama, President Director Schneider Electric Indonesia dan Timor Leste, Martin Setiawan, juga menyoroti pentingnya kesiapan infrastruktur energi di Batam, terutama untuk memenuhi kebutuhan energi besar dari pusat data (data center).

“Kebutuhan energinya luar biasa besar. Pusat data dan teknologi AI memerlukan daya yang tinggi. Oleh karena itu, kita perlu memastikan ketersediaan pembangkit listrik yang andal, baik di Batam maupun di Indonesia secara keseluruhan,” ujar Martin.

Ia menambahkan bahwa Batam kini tak hanya dikenal sebagai kawasan industri manufaktur, tetapi juga telah berkembang menjadi pusat digital.

“Hal ini penting bagi pelaku industri dan regulator untuk segera menyiapkan infrastruktur yang memadai. Apalagi pemerintah menargetkan kapasitas energi nasional sebesar 100 gigawatt, dengan 70 persen berasal dari energi terbarukan. Transisi energi ini perlu dimulai dengan digitalisasi dan dilanjutkan dengan elektrifikasi,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Pusat Pengembangan KPBPB dan KEK BP Batam, Irfan Syakir Widyasa, mengungkapkan bahwa Batam kini berperan sebagai jembatan digital antara Indonesia dan Singapura.

Ia memaparkan bahwa Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Nongsa telah menjadi pusat pengembangan pusat data berkelas dunia.

“KEK Nongsa saat ini telah memiliki sembilan data center internasional dari berbagai negara seperti Hong Kong, Selandia Baru, Singapura, dan Amerika Serikat. Jumlah tersebut akan bertambah menjadi 13, ditambah lima lagi di luar KEK, sehingga Batam akan memiliki total 18 data center,” jelasnya.

Irfan menambahkan bahwa sebagian besar pusat data di Batam sudah mengantongi sertifikasi minimal tier 3, bahkan ada yang sedang menuju tier 4.

“Transformasi digital ini seperti lomba estafet. Pemerintah membuka jalannya, pelaku industri harus siap melanjutkan, dan akademisi juga perlu turut serta mengambil peran,” tutupnya.

Leave feedback about this

  • Rating
X